Tugu Kejaksan, Tempat Proklamasi di Cirebon

Proklamasi Pertama RI di Cirebon - Sekilas, bagi anda yang pertama kali berkunjung ke kota Cirebon dan apabila melewati tugu tersebut ada sesuatu yang tampak aneh. Betapa tidak terlihat aneh, ada sebuah tugu pensil yang tingginya tak kurang dari enam meter berdiri di tengah-tengah simpang jalan protokol yang merupakan arus padat lalu lintas.

Tapi, siapa yang menyangka kalau di tugu itu puluhan tahun silam pernah menjadi tempat lahir pertama kali Republik ini berdiri.

Saksi Republik Ini Berdiri
Tak banyak yang tahu, bahwa tugu berbentuk pensil yang terletak di alun-alun kejaksan Kota Cirebon dan setiap hari dilalui itu adalah sebuah monumen amat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tugu itu dibuat untuk menandai bahwa proklamasi kemerdekaan pernah dikumandangkan di tempat itu, dua hari lebih awal dari proklamasi yang dikumandangkan oleh Sukarno dan Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No 56.

68 tahun yang lalu, pada tanggal 15 Agustus 1945 teks proklamasi dibacakan di tempat itu. Sejak tahun 2010 silam, saya telah menelusuri ke pusat arsip daerah dan mendatangi beberapa orang saksi yang menyaksikan pembacaan proklamasi itu langsung.  Namun sayang, teks tersebut hilang dan tak diketahui keberadaannya sampai sekarang.

Suganda (82) -saat ini beliau sudah tiada-  salah seorang saksi hidup yang menghadiri proklamasi tersebut menuturkan bahwa ketika itu jumlah orang yang hadir sekitar 150 sampai 200 orang.


“Orang yang membacakan teks itu kepala Rumah Sakit Kesambi -nama Rumah Sakit Gunung Jati di jaman pra kemerdekaan, red-, (alm) Dokter Sudarsono -ayah Dr Juwono Sudarsono, red- namanya.” ujarnya saat saya wawancarai di bulan Agustus tahun 2010 silam.

“Saya ketika itu hadir sebagai tentara pelajar. Saat itu, saya mendengar kabar dari senior bahwa Jepang telah kalah perang. Saat itu banyak warga yang keluar rumah dan berkumpul di jalanan sepanjang palimanan (rumahnya, red) menuju ke Kota (Cirebon, red). Merinding kalau ingat masa itu. Rakyat terlihat gembira sekaligus gelisah. Kelompok pemuda takut setelah Jepang kalah Belanda akan datang lagi.” Terangnya.

Hasil Gerakan Bawah Tanah
Menurut buku yang ditulis oleh Rudolf Mrazek berjudul Sjahrir, Bung Sjahrir mengatakan teks proklamasinya diketik sepanjang 300 kata. Teks itu bukan berarti anti-Jepang atau anti-Belanda. ”Pada dasarnya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah pemerintahan Jepang dan rakyat Indonesia tidak mau diserahkan ke tangan pemerintahan kolonial lain,” kata Sjahrir seperti ditulis dalam buku Mrazek. Sjahrir pun mengatakan kehilangan teks proklamasi yang disimpannya.

Selain itu, menurut (alm) Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya.

Penyusunan teks proklamasi ini, antara lain, melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah.


Des hanya mengingat sebaris teks proklamasi versi kelompok gerakan bawah tanah: ”Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.”

Selain mempersiapkan proklamasi, Sjahrir dengan semangat tinggi mengerahkan massa menyebarkan ”virus” proklamasi. Stasiun Gambir dijadikan arena untuk berdemonstrasi. Stasiun radio dan kantor polisi militer pun sempat akan diduduki. Kala itu, Des dan sekelompok mahasiswa bergerak hendak membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir agar teks proklamasi tersebar. Usaha tersebut gagal karena Kenpeitai menjaga rapat stasiun radio tersebut.

Tapi simpul-simpul gerakan bawah tanah terus bergerak cepat, menderu-deru dari satu kota ke kota lain, menyampaikan pesan Sjahrir. Dan keinginan Sjahrir agar proklamasi Indonesia segera didengungkan itu pun sampai di Cirebon, kemerdekaan pun dapat diraih. Namun, setelah puluhan tahun berlalu, bagaimana kabar kemerdekaan hari ini?

2 Responses to "Tugu Kejaksan, Tempat Proklamasi di Cirebon"